Thursday 14 January 2016

PRODUK PENDIDIKAN LATIHAN DAN NILAI EKONOMI



(Oleh: Dr. Bovie Kawulusan., M.Si*)

ABSTRAK



Produk pendidikan pelatihan dan nilai ekonomi merupakan 2 (dua) variabel yang saling berpengaruh. Ekonomi pendidikan dan latihan (Diklat) merupakan suatu kajian  tentang bagaimana manusia dan masyarakat atau organisasi baik menggunakan atau tidak menggunakan uang untuk memanfaatkan sumber produksi yang langkah dalam melakukan berbagai macam pelatihan dan pengembangan pengetahuan, ketrampilan, pikiran, karakter dan sebagainya yang dilaksanakan secara khusus oleh pendidikan formal maupun pendidikan non formal dalam waktu tertentu, kemudian mendistribusikannya saat sekarang ataupun pada masa yang akan datang di antara orang-orang atau kelompok masyarakat termasuk organisasi.

Pengukuran kualitas lulusan atau output juga dilihat dari kebutuhan pasar tentang nilai tambah dari lulusan pendidikan dan latihan tersebut. Kualitas lulusan pendidikan dan latihan juga sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya atau mahal murahnya biaya yang dikeluarkan selama dalam proses pendidikan dan latihan.

Nilai ekonomi dari produk pendidikan dan latihan yang dihasilkan sangat ditentukan oleh tingkat jumlah atau jenis pendidikan dan latihan yang ditamatkan seseorang, artinya semakin sering mengikuti pendidikan dan latihan yang diperoleh oleh seseorang maka semakin tinggi nilai ekonominya. Semakin baik kualitas pendidikan dan latihan yang dimiliki seseorang, maka nilai ekonomi yang diberikan masyarakat atau organisasi juga semakin tinggi, sebaliknya makin sering dan berkualitas pendidikan dan latihan seseorang maka partisipasi dalam memajukan ekonomi masyarakat atau organisasi akan semakin baik.

Key words: Produk Pendidikan, Nilai Ekonomi


A.    Latar Belakang


Ekonomi pendidikan dan latihan (Diklat) merupakan suatu kajian  tentang bagaimana manusia dan masyarakat atau organisasi baik menggunakan atau tidak menggunakan uang untuk memanfaatkan sumber produksi yang langkah dalam melakukan berbagai macam pelatihan dan pengembangan pengetahuan, ketrampilan, pikiran, karakter dan sebagainya yang dilaksanakan secara khusus oleh pendidikan formal maupun pendidikan non formal dalam waktu tertentu, kemudian mendistribusikannya saat sekarang ataupun pada masa yang akan datang di antara orang-orang atau kelompok masyarakat termasuk organisasi.

Produk pendidikan pelatihan dan nilai ekonomi merupakan 2 (dua) variabel yang saling berpengaruh dan dalam istilah statistik atau metode penelitian disebut bevariat karena produk pendidikan dan latihan akan menghasilkan nilai ekonomi, dan sebaliknya nilai ekonomi akan menentukan produk pendidikan dan latihan. Dalam tulisan ini penulis lebih menekankan kepada produk pendidikan dan latihan terhadap nilai ekonomi dengan asumsi bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan atau semakin sering mengikuti pendidikan dan pelatihan yang dihasilkan (produk pendidikan dan latihan), nilai ekonomi dari hasil produk tersebut semakin baik, artinya semakin tinggi atau semakin sering mengikuti pendidikan dan latihan seseorang akan semakin tinggi nilai ekonomi orang tersebut.

Menurut Yoseph dkk (1976) mengatakan bahwa salah satu faktor mengapa kecenderungan orang memilih sekolah atau jenjang pendidikan tinggi adalah masa depan pekerja yang bersertifikat dengan ukuran kualitatif berupa output seperti yang digunakan para akhli ekonomi  yaitu menetapkan berbagai dimensi kualitas yang dihasilkan. Hal ini dilihat dari pandangan bahwa pendidikan sebagai perpindahan pengetahuan dan sebagai produksi pengetahuan. Kualitas output sangat tergantung kepada bagaimana input secara utuh  dilihat dari latar belakang peserta didik yang berbeda.

Pengukuran kualitas lulusan atau output juga dilihat dari kebutuhan pasar tentang nilai tambah dari lulusan pendidikan dan latihan tersebut. Kualitas lulusan pendidikan dan latihan juga sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya atau mahal murahnya biaya yang dikeluarkan selama dalam proses pendidikan dan latihan.

Secara ekonomi juga dapat dipahami melalui analisis bahwa fungsi produk pendidikan dan latihan dapat mengukur kontribusi pencapaian peserta diklat selama pendidikan latihan dan setelah pendidikan dan latihan tersebut; biaya yang dicurahkan oleh para donatur atau yang membiayai pendidikan dan latihan tersebut untuk kegiatan kognitif dari peserta diklat yang disekolahkan/didiklatkan serta hasil yang diberikan atau diperoleh setelah menyelesaikan pendidikan dan latihan sebagai nilai ekonominya, sebab kita mengetahui bahwa nilai investasi bagi setiap peserta diklat adalah sama meskipun kualitas yang dihasilkan sangat berbeda.

B.     Permasalahan

Berdasarkan latar belakang tersebut beberapa permasalahan yang dapat diamati seperti: 1) Banyaknya produk pendidikan dan latihan yang dihasilkan sebagian belum dapat ditentukan nilai ekonominya; 2) kualitas produk pendidikan dan latihan yang tidak masuk atau belum sesuai dengan kebutuhan tupoksi peserta diklat. Rumusan masalah berdasarkan permasalahan tersebut adalah bagaimana produk pendidikan dan latihan dilihat dari nilai ekonomi?

C.    Tujuan

Tulisan ini bertujuan untuk memahami lebih mendalam tentang produk pendidikan dan latihan berupa SDM yang dihasilkan dan nilai ekonomi SDM tersebut.

D.    Manfaat

Manfaat tulisan ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan bagi pembaca pada umumnya dan khususnya bagi penulis dalam rangka memperdalam tentang produk pendidikan dan latihan terhadap nilai ekonomi tersebut.

E. Metodologi

Metode yang digunakan dalam penulisan ini lebih kepada kajian ilmiah tentang produk pendidikan latihan dan nilai ekonomi yang bersumber dari berbagai bahan bacaan serta pengembangan ilmu pengetahuan dari penulis.

F. Pembahasan

f.1. Pendidikan

Pendidikan adalah salah satu proses dari pelatihan (training) dan pengembangan (developing) pengetahuan, ketrampilan, pikiran, skill, karakter dan sebagainya, oleh karena itu aktivitas pendidikan meliputi produksi dan distribusi dari pengetahuan (knowledge).

Pendidikan asal kata didik atau mendidik adalah memelihara dan memberi latihan, ajaran, tuntunan, pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan  pikiran, dan pendidikan menurut Hasan Alwi (2003:263) adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, atau dapat dikatakan sebagai proses, cara atau perbuatan mendidik.

Berdasarkan konsep yang dikemukakan di atas, maka menurut penulis konsep pendidikan adalah proses melaksanakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik terhadap sasaran pendidikan baik langsung maupun tidak langsung, baik dengan menggunakan media atau tidak menggunakan media, dan dengan metoda yang bervariasi untuk mencapai tujuan. 

Esensi pendidikan itu sebenarnya adalah learning untuk membangun potensi manusia unuk tumbuh dan berkembang, menjadi matang, memiliki segala macam ilmu utk melengkapi semua kebutuhan. Proses semacam itu disebut human capital investment.

f.2. Produk Pendidikan

Suatu industri dalam menghasilkan produknya disesuaikan dengan kebutuhan pasar sehingga dapat dijual. Proses transformasi dari bahan baku ke bahan jadi disebut proses produksi. Dalam dunia pendidikan dan latihan kita ambil konsep ini dimana peserta didik sebagai row input yang datangnya dari masyarakat dengan proses seleksi. Proses seleksi bagi calon peserta diklat harus benar sesuai dengan bakat dan minat peserta didik yang akan berpengaruh terhdap instrumen (kurikulum, dsb), yang semuanya melalui proses yang lebih kompleks yang menghasilkan output yang memiliki kualitas yang disebut educational transformational education. Disini perlu juga quality transformasi system dengan standar atau patokan kualitas sistem yang mengendalikan ini disebut quality asurance system.

Pendidikan dan latihan sebagai industri dapat ditinjau dari sisi sumber daya manusia termasuk finansial yang dimilikinya, dan dari sisi fungsi produksi pendidikan. Industri adalah usaha produktif dengan menggunakan modal serta tenaga kerja dalam jumlah yang relatif besar. Usaha produktif biasanya dikaitkan dengan suatu produk tertentu dimana prosesnya mengubah bahan baku (input) menjadi hasil produk akhir (output). Proses input menjadi output itu adalah  proses industri. Berdasarkan penjelasan tersebut di atas maka pendidikan dan latihan memenuhi kriteria untuk dikatakan sebagai suatu industri.

Produk pendidikan dan latihan yang dimaksudkan di sini adalah sumberdaya yang dihasilkan melalui industri pendidikan yang diproses selama kurun waktu tertentu pada berbagai tingkatan pendidikan dan latihan. Selama proses pendidikan tersebut biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk dari industri pendidikan dan latihan sangat bervariasi, dan variasi besarnya biaya yang dikeluarkan tersebut baik berupa biaya langsung maupun biaya tidak langsung sampai hasil produk tersebut dihasilkan dalam hal ini sumber daya manusia (SDM) yang memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang tentunya memiliki nilai ekonomi yang dapat dilihat dari berapa besar return yang diperoleh setelah selesai dari pendidikan dan latihan.

Produk yang dihasilkan melalui pendidikan dan latihan dilihat dari modal insani adalah sangat penting dan merupakan perhatian utama karena modal insani ini merupakan kekayaan (wealth). Dalam proses pendidikan dan latihan ternyata perlu dengan pendekatan yang disebut pendekatan biaya produksi secara ekonomi.

Berbicara tentang produk pendidikan dan latihan artinya apa yang dihasilkan melalui pendidikan dan latihan sebagai hasil atau output dari industri pendidikan dan latihan. Pendidikan dan latihan adalah suatu industri yang melibatkan orang banyak seperti Widyaiswara/narasumber, peserta diklat, staf administrasi diklat dan sebagainya. Jumlah pekerja dalam konteks industri pendidikan dan latihan cukup banyak, jumlah peserta diklat yang mengikuti pendaftaran dan diterima setiap angkatan selama tahun berjalan sebagai SDM yang akan diolah industri pendidikan dan latihan yang juga semakin banyak dan persaingan semakin tinggi karena fasilitas atau daya tampung industri pendidikan dan latihan sangat terbatas. Artinya komponen industri pendidikan meliputi jumlah peserta diklat yang mendaftar dan diterima, jumlah widyaiswara dan pekerja di industri pendidikan serta total pembelanjaan di industri pendidikan dan latihan tersebut semakin tinggi.

Petty (1969) merupakan orang yang pertama kali melakukan estimasi tentang harga (value) dari modal insani dengan asumsi 1) jumlah total pendapatan dari pekerja (labour) adalah sama dengan sisa akhir dari jumlah total pengeluaran nasional setelah dikurangi dengan keuntungan yang diperoleh dari sumber lainnya; 2) harga dari manusia atau insani adalah 20 kali harga dari pendapatan tahunan pekerja tersebut.

Pendekatan biaya produksi bertolak dari asumsi bahwa nilai manusia adalah sama dengan nilai sumber daya lainnya (resourses) yang digunakan dalam proses produksi. Menurut Gorseline (1935) dalam Walsh ( 1935) dalam studinya menyatakan bunga dalam nilai ekonomi pendidikan diukur dengan pengamatan terhadap perbedaan pendapatan sekarang dan setelah mendapatkan pendidikan. Pendekatan model insani seperti tersebut dapat dilihat dari gambar berikut:




Pendekatan modal insani dengan anggapan dasar bahwa perbedaan sistem pengupahan berdasarkan kualitas pekerja dalam arti jumlah pekerja yang diperlukan.

f.3. Nilai Ekonomi

Sebelum berbicara mengenai nilai ekonomi, maka perlu dikaji lebih dahulu tentang ilmu ekonomi itu sendiri. Ilmu ekonomi adalah  studi tentang bagaimana manusia atau masyarakat memilih, memakai uang, menggunakan sumber daya (resources) produksi untuk memproduksi berbagai macam komoditi dalam waktu tertentu dan mendistribusikannya kepada konsumen baik untuk saat ini maupun masa yang akan datang.

Esensi dari ekonomi adalah kajian tentang produksi dan distribusi dari keseluruhan resources yang langka yang diinginkan oleh masyarakat. Jadi kata kunci dari ekonomi disini adalah langka dan keinginan untuk memilikinya, artinya ilmu ekonomi sangat memberi perhatian atau concern terhadap resources yang ketersediaanya sangat terbatas.

f.4. Produk Pendidikan Latihan dan Nilai Ekonomi

Pendidikan dan latihan sering dianggap sebagai faktor yang menentukan terhadap keberhasilan individu dalam bidang ekonomi, sosial dan bahkan dapat meningkatkan prestise individu dalam masyarakat atau organisasi. Produk pendidikan dan latihan diharapkan dapat memacu peningkatan hasil produksi dengan cara meningkatkan produktivitas dan pendapatan individu. Berbagai pendekatan atau metode yang digunakan untuk mengukur pendidikan dan latihan, seperti metode pendekatan teori distribusi pendapatan digunakan untuk melihat manfaat pendidikan dan latihan, dan untuk mengukur manfaat pendidikan dan latihan digunakan pendekatan korelasi, residual dan return atau pegembalian.

 

Produk pendidikan dan latihan terhadap nilai ekonomi dilihat dari pertumbuhan ekonomi seperti pendidikan dan latihan akan membebaskan dan merangsang individu untuk memahami betapa pentingnya pendidikan dan latihan termasuk finansialnya terutama lebih menekankan pada berapa biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan dan latihan serta berapa besar return yang diperoleh setelah selesai dari pendidikandan latihan tersebut.


G. Kesimpulan

Nilai ekonomi dari produk pendidikan dan latihan yang dihasilkan sangat ditentukan oleh tingkat jumlah atau jenis pendidikan dan latihan yang ditamatkan seseorang, artinya semakin sering mengikuti pendidikan dan latihan yang diperoleh oleh seseorang maka semakin tinggi nilai ekonominya. Semakin baik kualitas pendidikan dan latihan yang dimiliki seseorang, maka nilai ekonomi yang diberikan masyarakat atau organisasi juga semakin tinggi, sebaliknya makin sering dan berkualitas pendidikan dan latihan seseorang maka partisipasi dalam memajukan ekonomi masyarakat atau organisasi akan semakin baik.


Daftar Pustaka

Daryanto, 2006., Administrasi Pendidikan, PT. Rineka Cipta:Jakarta

H.A.R. Tilaar, Pngembangan Sumber Daya Manusia Dalam Era Globalisasi, (Visi, Misi dan Progam Aksi Pendidikan dan Pelatihan Menuju 2020), Grasindo: Jakarta.

Hasan Alwi, 2003., Kamus Besar Bahasa Indonesia “edisi ketiga”, Balaipustaka: Jakarta

Keith Wade, 2001., Macro-Economics, The Fast-Track Series, Crest Publishing House CPH):New Delhi.

Oteng Sutisna, 1983., Administrasi Pendidikan (Dasar-dasar Teoritis untuk Praktek Profesional), Angkasa;Bandung

Peter Ninnes & Meeri Hellsten, 2005., Internationalizing Higher Education, Comparative Education Research Centre: University of Hongkong

Robert Donmoyer, The Knowledge Base ini Educational Administration (Multiple Perspectives), The State University Press: New York

Syaiful Sagala, 2006., Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta:Bandung

Peraturan Bersama Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 7 Tahun 2005, dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 17 Tahun 2005, Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya.

Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2000 Tentang Pendidikan Dan Pelatihan Jabatan Bagi Pegawai Negeri Sipil

Diklat Aparatur Di Lingkungan Depdagri Dan Pemda Tahun 2006, (Surat Mendagri No. 893.3/1546/Diklat, Tgl 16 Sept 2005)

No comments:

Post a Comment